Terbiasa oleh rutinitas pagi dengan pekerjaan yang ada, dan sisihan waktu untuk tugas kampus yang sedang diusahakan lulus secepatnya. Menghabiskan waktu dari petang hingga malam dan begitulah setiap harinya.
Kepulanganku malam yang dingin itu masih dengan kuda besi tua ku melewati jembatan pasopati hingga tiba ke sebuah komplek perumahan dimana sebuah rumah singgah yang aku tempati tiap harinya.
Ibu susu murni komplek sukamulya, judul yang aku ambil karena hanya ingin menceritakan sepenggal kisah dari Ibu sang penjual susu hangat ini. Aku pun bingung apa yang harus diceritakan dengan Ibu ini, yang jelas beliau lah sang sosok ramah yang tak sengaja aku temukan di kebingungan malam dan ingin sekedar menghangatkan dengan minuman hangat yang saat itu beliau jajakan.
Awalnya hanya iseng beli susu untuk campuran kopi pahit yang aku dan teman-temanku racik setiap malamnya, dan akhirnya berkelanjutan hingga menjadi pelanggan setia disetiap kepulanganku setiap malamnya.

Hangatnya kopi dan susu murni yang sering kami hirup tiap malamnya makin terasa nikmat dengan sikap ramah sang penjaja susu murni kala itu. Semoga di usianya yang tak lagi muda selalu diberi keberkahan dan kelancaran dalam setiap usahanya. Berbahagialah karena tak perlu banyak kata hingga sebuah senyum merona bisa terpencar disetiap perilaku pada setiap orangnya.
Bandung, 20 September 2016
Boksi Suryani